Berbahagialah

Berbahagialah

Senin, 10 Maret 2014

Peran Sang Pemeran

Semua memainkan peran nya masing-masing, peran di kehidupan nya, peran untuk menentukan hari esok akan seperti apa. Semua pernah terluka, semua pernah kecewa, semua pernah berharap, semua pernah jatuh, semua pernah tenggelam. Ada yang dapat sembuh dengan cepat dari luka nya, ada yang kembali tersenyum dalam kecewa nya, ada yang tak pernah berhenti berharap, ada yang lantas bangkit dan menjadi lebih baik setelah terjatuh dan ada yang belajar supaya tidak kembali tenggelam. Tapi, tak sedikit diantara semua itu yang hanya diam dan lantas terpuruk. . .

Takkan pernah ada yang tau tentang hari esok, takkan pernah ada yang dapat mengulang untuk memperbaiki hari kemarin. Kita semua sedang memainkan peran dalam drama kehidupan, mereka yang kita temui tak hanya semata "kebetulan" masuk dalam drama kehidupan kita, mereka pun sedang memainkan peran nya. Baik maupun buruk, itulah peran yang mereka pilih untuk kemudian mereka jalani sebaik mungkin bahkan di posisi seburuk mungkin. Kita berada dalam satu drama, kita semua pemeran, kita hanya dapat menjalani apa yang sudah di gariskan, kita tak pantas untuk saling menilai peran kita masing-masing. Kenapa? Karena kita semua sedang melakukan hal yang sama. Ya, memainkan peran sebaik mungkin sesuai dengan karakter apa yang kita pilih. Baik atau buruknya? Itu hanya karakter yang kita pilih, biarkan sang penulis skenario-lah yang memberikan nilai nya.

Jalani peranmu sebaik alur cerita yang digariskan untukmu, apapun itu, nikmati. Semesta saja masih nampak indah bahkan ketika manusia tak lagi menjaganya, bahkan ketika manusia tak lagi peduli dan bahkan ketika manusia merasa dialah sang pemilik semesta yang dapat berlaku seenaknya seakan semua takkan pernah berubah. Ada yang mengetahui, ada yang pura-pura tidak mengetahui dan ada juga yang tak ingin mengetahui. Begitulah, apapun yang dilakukannya, semua itu adalah untuk menjalani peran nya sebaik mungkin. Salah? Benar? Baik? Buruk? Semua penilaian manusia itu relatif, tidak mutlak. Kita bukan pemberi nilai, kita tak pantas menghakimi dan kita bukanlah sang penulis skenario untuk setiap peran yang kita jalani.
"Berdirilah di kakimu, pegang eratlah sesuatu dengan tanganmu, bernafaslah untuk hidupmu"
Tak usah terlalu baik dengan ikut memikirkan dan mengurusi peran sosok lain, cukup perbaiki peranmu, nikmati alur ceritamu dan berhenti membuang waktu untuk terus membuat sosok lain menjadi baik dengan mengacuhkan dirimu sendiri. Kamu punya hidup, begitupun mereka. Jalan hidup tak pernah sama, semua punya alurnya sendiri. Nikmati hidupmu, jalani jalanmu. Tak usah mempedulikan hidup sosok lain secara berlebihan, tak usah ikut menjalani jalan hidup sosok lain secara berkelanjutan. Tak semua sosok suka kamu pedulikan secara berlebihan, tak semua sosok suka kamu ikut menjalani jalannya secara berkelanjutan. Pahamilah.

Ada yang tersenyum di depan, lantas memaki di belakang. Ada yang bersikap seakan "Jika aku ada diposisimu, aku akan lebih baik darimu". Sungguh lucu, pemeran kehidupan ini sungguh berperan sangat baik, setidaknya baik untuk peran nya masing-masing. Mereka benar-benar menampakkan karakter peran mereka. Ada yang berperan untuk dibenci, ada yang berperan untuk dicintai dan ada pula yang membenci karena tidak dicintai. Hahahaaa ya beginilah seni peran kehidupan. Ada yang mengusik tanpa diusik, ada yang mengganggu tanpa di ganggu. Biarkan dan anggap mereka terlalu baik untuk ikut serta mengurusi hidup kita. Sebaik apapun peranmu, akan selalu ada sosok yang tak suka. Tak usah terganggu, tak usah terusik. Berikan senyummu, berikan sikap baikmu untuk mereka.

Bukankah tak ada yang terbaik? Bukankah manusia hanya dapat berusaha sebaik mungkin? Bukankah begitu? Bukankah waktu akan terus beriringan dengan bumi untuk terus berputar? Bukankah apa yang kita tanam adalah apa yang akan kita petik kelak? Tak usah bersusah payah mengingatkan balasan atas peran sosok lain, tak usah bersusah payah mengurusi baik atau buruknya peran sosok lain. Ada yang lebih berhak, ada yang lebih tahu mengenai semua hal yang dilakukan setiap pemerannya. Benahi peranmu, benahi dirimu sendiri.

Berterima kasihlah kepada mereka yang sangat mempedulikanmu, berterima kasihlah kepada mereka yang senantiasa terus mengikuti setiap langkah jalanmu, berterima kasihlah kepada mereka yang rela mengacuhkan hidupnya hanya untuk membantumu mengurusi hidupmu tanpa kamu minta, berterima kasihlah kepada mereka yang memberimu senyum ketika bertemu dan lantas memakimu ketika kamu tak lagi bersamanya, berterima kasihlah kepada mereka yang memberimu pelajaran berharga mengenai peranan setiap sosok dalam drama kehidupan yang sesungguhnya. Teruntuk mereka yang sangat peduli, mereka yang merasa sempurna, mereka yang merasa layak menilai, mereka yang merasa pantas menghakimi, mereka yang seakan tak pernah berbuat salah. Terima kasih untuk senantiasa ikut menjalani jalanku, peranku, bahagiaku bahkan seluruh hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar