Mencintaimu memanglah pilihanku, tapi bukan berarti kamu dapat berbuat seenaknya.
Mengejarmu memanglah keinginanku, tapi bukan berarti aku takkan pernah berhenti.
Memahamimu memanglah tugasku, tapi bukan berarti aku tak ingin dipahami.
Cinta berjalan atas dua nama, dua hati, dua pribadi. Memang aku yang mengusahakanmu, tapi bukan berarti aku takut kehilangan sosok yang tak pernah menghargai ataupun menganggapku ada.
Dari awal aku memang merasa tak pernah pantas menggenggam tanganmu,
berlari di pikiranmu dan menempati ruang kosong hatimu. Jika memang
benar seperti itu, lantas apa arti semua senyum pagimu? Apa arti semua
senja kita? Apa arti semua mimpi di indahnya malam kita? Apa semua ini
hanya karena aku yang terlalu memperjuangkanmu? Apa semua ini hanya
karena perasaanku yang terlalu besar untukmu? Sehingga semua sikapmu
yang nampak biasa bagimu tapi menjadi sesuatu yang luar biasa ketika aku
menerimanya.
Kamu nampak bebas membatasi hidupmu dariku, kamu nampak bebas menyandarkan kepalamu di pundak yang lain, kamu nampak bebas menggenggam tangan mereka yang menggapaimu, kamu nampak bebas memberikan senyum indahmu untuk seseorang yang mengharapkanmu bersamanya, kamu nampak bebas melakukan semua hal sesukamu, kamu nampak bebas seakan aku bukanlah sosok yang perlu kamu khawatirkan, seakan aku bukanlah sosok yang pantas kamu jaga perasaannya, seakan aku tak pernah ada dalam lembaran ceritamu, seakan aku hanya bunga tidur di tidur nyenyakmu, seakan aku tak pernah sedikitpun berarti untukmu.
Mungkinkah aku berlebihan? Mungkinkah aku terlalu cepat? Tapi, bukankah perasaan datang tanpa kita menginginkannya? Tanpa kita tahu kapan dan untuk siapanya? hahaha tak apa, aku bersyukur atas anugerah indah ini, aku belajar dari setiap detik rasaku untukmu. Duniamu dan duniaku akan selalu berbeda bahkan ketika kita bersama. Bantu aku menjaga hatimu, bantu aku melakukan yang terbaik untuk tidak sedikitpun melukainya. Tak usah hiraukan hati atau perasaanku, semua yang terbaik untukmu adalah hasil yang terbaik pula bagiku. :)
Aku tahu, bukan hanya sekedar ragu yang membuatmu memintaku untuk hanya menjalani dan menikmati semua kebersamaan kita. Di sisi lain, kamu ingin memberikan ruang untuk sosok lain yang mungkin lebih pantas menemanimu, menjagamu dan selalu berada menggenggam tanganmu. Tak apa, aku tak pernah punya hak untuk melarangmu. Aku tak bisa meminta bumi untuk berhenti berputar. Kini, bersiaplah dan berbenah dirilah bersamaku. Ya, bersiap dan berbenahlah untuk sosok yang lebih baik dariku kelak. Untuk sosok yang lebih pantas menemanimu, mewujudkan semua mimpimu, menikmati senja yang dulu kita lewati, menikmati senyummu disetiap paginya, menikmati mimpi indah bersamamu disetiap malamnya.
Kamu awan dan aku daun, jarak kita terlampau jauh. Kamu terlalu tinggi untuk dapat digapai dan aku terlalu rendah untuk menyentuhmu. Meskipun terkadang kita terhubung oleh hujan, tapi hujan takkan selamanya turun. Tak pernah ada yang salah ketika kita mempunyai perasaan, hanya saja terkadang orang yang diberi perasaan itu yang tak mengerti bagaimana memberi arti. Siang tak selalu cerah, malam tak selalu memperlihatkan bintang. Tapi senja selalu indah diantara keduanya. Aku tak pandai berirama dengan nada, aku tak pintar merangkai dalam kata, aku hanya bisa menyimpan rasa dalam kita. Sampai berjumpa dalam senja lainnya, senja yang indah ketika berada diantara siang dan malamnya. Semoga kamu mengerti, siapa aku untukmu kini. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar